KarenaRasulullah saw. suka berbuat kebaikan. Berikut ini adalah contoh-contoh perbuatan baik yang selalu dilakukan beliau. Rasulullah saw. pernah mengatakan: "Puasalah kamu, supaya sehat". 5. Melatih Kesabaran (Pengendalian Diri) Ibadah puasa dapat juga membentuk sikap sabar. Sedangkan sabar adalah sikap utama untuk sukses.
Tilmidzi âPuasa apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW sebelum datang puasa Ramadhan?â Mudariszi âSalah satu puasa yang dijalankan oleh Rasulullah SAW dan sahabat sebelum datang kewajiban puasa Ramadhan, yaitu puasa Asyura. Puasa Asyura telah dikerjakan oleh penduduk Mekkah sebelum Al Qurâan turun. Dan hal itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dan Aisyah, ia berkata âKaum Quraisy dahulu sama puasa pada hari Asyura, yaitu di zaman Jahiliyah, kemudian Rasulullah SAW memerintahkan agar para sahabatnya berpuasa pula.â HR Bukhari Dari Jabir bin Samurah, dia berkata âDahulu Rasulullah SAW pernah menyuruh kami untuk berpuasa pada hari Asyura, menganjurkannya, dan senantiasa memperhatikan keadaan kami ketika menjelang tanggal sepuluh bulan Muharram.â HR Muslim Ketika hijrah ke Madinah, Rasuluillah SAW dan sahabat tetap berpuasa Asyura, sekalipun puasa Asyura itu dikerjakan pula oleh kaum Yahudi guna menghormati kemenangan Nabi Musa dan Bani Israil atas Firâaun. Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Ibnu Abbas, dia berkata âSesungguhnya Rasulullah SAW setiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi sama melakukan puasa pada hari Asyura. Ketika ditanya tentang puasanya itu, mereka sama menjawab âHari ini adalah hari kemenangan yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa dan kaum Bani Israil atas Firâaun. Karena itulah kami merasa perlu untuk berpuasa pada hari ini sebagai penghormatan kami padanya.â Mendengar jawaban itu Rasulullah SAW bersabda âKami lebih berhak daripada kalian dalam hal ini.â Kemudian beliau menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari itu.â HR Muslim Setelah datang kewajiban puasa Ramadhan, Rasulullah SAW membolehkan puasa Asyura bagi siapa yang mau mengerjakannya, dan itu dijelaskan sebagai berikut Dari Aisyah, dia berkata âSesungguhnya kaum Quraisy pada zaman Jahiliyah selalu berpuasa pada hari Asyura dan RaÂsulullah SAW juga berpuasa pada hari itu. Kemudian ketika beliau sudah berhijrah berimigrasi ke Madinah, beliau tetap berpuasa pada hari itu. Beliau juga menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari itu juga. Namun ketika puasa bulan Ramadhan telah diwajibkan, beliau bersabda âBarangsiapa yang menghendakinya, tentu dia diperbolehkan berpuasa pada hari itu, dan barangsiapa yang tidak menghendakinya, dia juga diperbolehkan untuk meninggalkannya.â HR Muslim Tilmidzi âApakah mendapat pahala dengan mengerjakan puasa Asyura?â Mudariszi âYa! Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Qatadah, bahwasanya Rasulullah SAW berÂsabda âPuasa hari Asyura itu, sesungguhnya saya bermohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa satu tahun yang sebelumnya.â HR Tirmidzi Tilmidzi âApakah Rasulullah SAW mengerjakan puasa yang lain?â Mudariszi âSetelah datang kewajiban puasa di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW mengerjakan puasa bersambung puasa wishal atau tidak berbuka. Puasa wishal Rasulullah lalu diikuti sahabat, itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dari Anas, dia berkata âSesungguhnya RasululÂlah SAW pernah mengerjakan sembahyang di bulan Ramadhan. SebenÂtar kemudian saya datang lalu ikut berdiri di samping beliau. Kemudian datang lagi orang lain dan ikut pula berdiri di sampingku begitu seterusÂnya, sampai jumlahnya kira-kira sebanyak sepuluh orang. Ketika Rasulullah SAW merasa bahwa ada beberapa orang berada di sampingnya, beliau mengerjakan sembahyang secukupnya saja kemudian bergegas masuk ke rumah untuk melanjutkan sembahyang lagi yang tidak sebagaimana biasanya. Pagi harinya aku tanyakan hal itu kepada beliau âApakah semalam Anda sengaja memberikan pelajaran kepada kami?â Beliau menjawab âBetul, itulah alasan yang mendorongku melakukanÂnya.â Anas berkata âKemudian Rasulullah SAW melakukan puasa sambung. Hal itu terjadi di akhir bulan Ramadhan. Mengetahui hal itu, maka ada beberapa orang sahabat yang ikut-ikutan berpuasa sambung. RasuÂlullah SAW kemudian bersabda âApa maunya orang-orang itu ikut-Âikutan berpuasa sambung bersamaku! Sesungguhnya mereka itu tidak seperti aku. Demi Allah, seandainya saja bulan ini ditambah untukku, niscaya aku akan terus berpuasa biar hal itu menjadi pelajaran bagi mereka yang keras kemauannya itu.â HR Muslim Tilmidzi âApakah Rasulullah SAW melarang sahabat puasa wishal?â Mudariszi âYa! Rasulullah SAW melarang sahabat mengikuti beliau berpuasa wishal, sebagai berikut Dari Anas dari Rasulullah SAW, beliau bersabda âJanganlah kamu wishal puasa tidak berbuka.â Para sahabat berkata âSesungÂguhnya engkau wishal puasa tidak berbuka.â Beliau bersabda âAku tidak seperti salah seorang di antaramu. Sesungguhnya aku diberi makan dan minum.â Atau dalam salah satu riwayat disebutkan âSesungguhÂnya pada setiap malam aku diberi makan dan minum oleh Allah.â HR Bukhari Dari Abu Hurairah, dia berkata âSesungguhnya Rasulullah SAW bersabda âHendaklah kalian semua jangan berpuasa sambung.â Mereka berkata âBukankah Anda sendiri juga melakukanÂnya, ya Rasulullah?â Rasulullah SAW bersabda âSesungguhnya kalian dalam hal ini tidak seperti aku. Sebab di waktu malam aku diberi makan dan minum oleh Tuhanku. Sebaiknya kalian beramal sebatas kemampuÂan kalian saja.â HR Muslim Rasulullah SAW melarang sahabat berpuasa wishal karena alasan ini Dari Abdullah bin Amr, dia berkata âSesungÂguhnya Rasulullah SAW bertanya kepadaku âBenarkah kamu selalu melakukan sembahyang pada malam hari dan berpuasa pada siang hariÂnya?â Aku jawab âBenar.â Rasulullah SAW bersabda âKalau terus-terusan kamu lakukan itu, maka matamu akan merasa ngantuk dan badanmu menjadi lemah. Matamu itu punya hak atas dirimu. Dirimu punya hak atas dirimu sendiri. Dan isterimu juga punya hak atas dirimu. Oleh karena itu, beribadahlah pada malam hari tetapi juga tidurlah, berÂpuasalah tetapi juga berbukalah.â HR Muslim Tilmidzi âApakah Rasulullah SAW menyuruh sahabat untuk berpuasa sunnat yang lain?â Mudariszi âYa! Dan Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Yahya, dia berkata âAbu Salamah berkata âBahwa sesungguhnya Abdullah bin Amr bin Al Ash pernah meÂriwayatkan hadits kepadaku. Kata Abdullah âDahulu, aku pernah berpuasa selama satu tahun penuh dan membaca Al Qurâan setiap malam hari. Lantas suatu saat aku diadukan kepada Rasulullah SAW. Beliau lantas mengutus seorang kurir untuk memanggilku. Tentu saja aku penuhi panggilan beliau itu. Rasulullah SAW menanyaiku âBetulkah kamu berpuasa sampai setahun penuh dan biasa membaca Al Qurâan hampir setiap malam?â Aku jawab âBetul, wahai Rasulullah. Tetapi hal itu aku maksudkan hanya demi kebaikan saja.â Rasulullah SAW bersabda âSebenarnya sudah cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan.â Aku katakan kepada beliau âWahai Rasulullah, seÂsungguhnya aku mampu melakukan lebih dari itu.â Rasulullah SAW bersabda âSesungguhnya isteri punya hak atas dirimu.â Selanjutnya beliau bersabda âMaka dari itu, berpuasalah seperti puasanya Nabi Daud. Sesungguhnya Daud adalah termasuk orang-orang yang paÂling taat beribadah.â Aku katakan kepada beliau âWahai Rasulullah, bagaimana cara Nabi Daud berpuasa?â Beliau menjawab âNabi Daud biasa berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari.â Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda âBacalah Al Qurâan pada tiap-tiap bulan.â Aku katakan kepada beliau âWahai Rasulullah, sesungguhnya aku mampu meÂlakukan lebih dari itu.â Beliau bersabda âBacalah Al Qurâan sampai khatam sekali dalam dua puluh hari.â Aku katakan kepada beliau âWahai Rasulullah, sesungguhnya aku mampu melakukan lebih cepat dari itu.â Beliau bersabda âKalau begitu bacalah Al Qurâan sampai khatam sekali dalam sepuluh hari.â Aku katakan kepada beliau âWahai Rasulullah, sesungguhnya aku mampu melakukan lebih cepat dari itu.â Beliau bersabda âKalau begitu bacalah Al Qurâan sampai khatam sekali dalam tujuh hari. Jangan kamu sangkal lagi hal itu. Sebab isterimu mempunyai hak atas dirimu. Temanmu punya hak atas dirimu. Bahkan kamu juga punya hak atas dirimu sendiri.â HR Muslim Tilmidzi âBagaimana puasa Nabi Daud tersebut?â Mudariszi âRasulullah SAW menjelaskan tentang puasa dan shalat Nabi Daud sebagai berikut Dari Abdullah bin Amr, dia berkata âSesungguhnya Rasulullah SAW bersabda âSesungguhnya puasa yang paling disukai oleh Allah ialah puasanya Nabi Daud. Sembahyang yang paÂling disukai oleh Allah ialah sembahyangnya Nabi Daud. Dia tidur sampai tengah malam, kemudian melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia pergunakan untuk tidur kembali. Nabi Daud berÂpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari.â HR Muslim Nabi Daud yang juga seorang Raja, memimpin rakyatnya dengan adil dan berperang berjihad melawan orang-orang kafir yang ingin melenyapkan agama Allah. Nabi Daud ingin agar Allah SWT mengaruniakan petunjuk dan pertolongan kepadanya supaya beliau dapat memimpin dengan tubuh yang kuat dan akal pikiran yang benar. Karena itu puasa Nabi Daud merupakan puasa yang utama. Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, dia berÂkata âRasulullah SAW bersabda âKalau begitu berpuasalah seperti puasanya Nabi Daud.â Aku berÂtanya âBagaimana cara puasanya Nabi Daud itu, wahai Rasulullah?â Beliau menjawab âDia berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari. Akan tetapi dia tetap tegar dalam menghadapi musuh di medan pertempurÂan.â HR Muslim Dari Abdullah bin Amr, ia berkata âRasulullah SAW berÂsabda âPuasalah sehari dan berbukalah sehari. Yang demikian itu adalah seperti puasa Nabi Dawud dan itulah puasa yang utama.â HR Bukhari Tilmidzi âJika demikian, apakah tidak ada puasa setahun?â Mudariszi âTidak ada puasa selama setahun. Dan Rasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abu QaÂtadah, dimana ia berkata âDitanyakan kepada Rasulullah SAW âWahai Rasulullah, bagaimana bagi orang yang berpuasa sepanjang tahun?â Beliau bersabda âTidak ada puasa dan tidak ada berbuka sepanjang tahun atau ia tidak boleh berpuasa dan tidak boleh berbuka sepanjang tahun.â HR Tirmidzi Dari Abdullah bin Amr, dia berkata âBahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepadaku âKetahuilah, sesungguhnya tidak dianggap berpuasa orang yang justru berpuasa terus menerus.â HR Muslim Tilmidzi âBagaimana dengan puasa tiga hari setiap bulan?â Mudariszi âRasulullah SAW menyuruh sahabat puasa tiga hari setiap bulan, sebagai berikut Dari Muâadzah Al Adawiyah, ia bertanya kepada Aisyah âApakah Rasulullah SAW biasa berpuasa tiga hari setiap bulan?â Aisyah menjawab âBetul. Memang itu yang biasa beliau lakukan.â Ia bertanya lagi kepada Aisyah âPada hari-hari apakah Rasulullah SAW biasa berpuasa pada bulan-bulan tersebut?â Aisyah menjawab âBeliau tidak terlalu mempersoalkan itu dalam menjalankan puasanya.â HR Muslim Rasulullah SAW tidak menetapkan hari-hari khusus ketika berpuasa tiga hari setiap bulan tersebut, beliau berpuasa tiga hari setiap bulan itu pada hari-hari sebagai berikut Dari Alqamah, saya berkata kepada Aisyah âApakah Rasulullah SAW mengkhususkan hari-hari dengan sesuatu?â Ia menÂjawab âTidak, amal beliau itu kekal, siapakah di antara kalian yang kuat terhadap sesuatu yang mana Rasulullah SAW itu kuat?â HR Bukhari Dari Aisyah, dimana ia berkata âRasulullah SAW biasa mengerjakan puasa pada hari Sabtu, Ahad dan Senin dari sesuatu bulan, dan pada bulan yang lain beliau puasa pada hari Selasa, Rabu dan Kamis.â HR Tirmidzi Dari Abdullah, dimana ia berkata âRasulullah SAW selalu berpuasa tiga hari pada awal setiap bulan, dan jarang sekali Rasulullah berbuka pada hari Jumâat.â HR Tirmidzi Tapi Rasulullah SAW menyeru sahabat agar berpuasa tiga hari setiap bulan di pertengahan bulan yaitu pada tanggal tiga belas 13, empat belas 14 dan lima belas 15. Itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dari Abu Hurairah, ia berkata âKekasihku memberi wasiat yakni pesan kepadaku untuk mengerjakan puasa tiga hari dari setiap bulan yakni tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas, mengerjaÂkan shalat Dhuha sebanyak dua rakaâat, dan mengerjakan shalat Witir sebelum aku tidur.â HR Bukhari Dari Al-Aâmasy, dimana ia berkata âSaya mendengar Yahya bin Bassam menceritakan tentang Musa bin Thalhah dimana ia berkata âSaya mendengar Abu Dzarr berkata âRasulullah SAW berÂsabda âWahai Abu Dzarr, apabila kamu berpuasa tiga hari dari sesuatu bulan, maka puasalah pada tanggal 13, 14 dan 15.â HR Tirmidzi Tilmidzi âApakah mendapat pahala jika berpuasa tiga hari setiap bulan?â Mudariszi âYa! Allah SWT melarang sahabat berpuasa wishal dan menyuruh untuk berbuka puasa. Dengan berpuasa tiga hari setiap bulan, maka sahabat berarti puasa sepanjang tahun karena satu perbuatan baik dibalas-Nya dengan sepuluh kebaikan. Rasulullah SAW menjelaskan itu sebagai berikut Dari Abdullah bin Amr bin Ash, ia berkata âRasulullah SAW bersabda kepadaku âDan sesungguhnya cukuplah kiranya jika engkau puasa tiap-tiap bulan tiga hari. Maka untuk setiap kebaikanmu akan dibalas sepuluh kali lipat. Sesungguhnya yang demikian itu sama dengan puasa sepanjang masa.â HR Bukhari Dari Abu Dzarr, dimana ia berkata âRasulullah SAW berÂsabda âBarangsiapa yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka yang demikian itu adalah puasa sepanjang tahun, dimana Allah Yang Maha Pemberkah lagi Maha Tinggi membenarkan yang demikian itu di dalam kitabâNya âBarangsiapa yang datang dengan mengerjakan keÂbaikan, maka ia mendapatkan sepuluh kalinya.â surat Al Anâaam ayat 160. Satu hari dibalas dengan sepuluh hari.â HR Tirmidzi Tilmidzi âApakah Rasulullah SAW membolehkan sahabat berpuasa pada hari-hari khusus?â Mudariszi âRasulullah SAW melarang sahabat berpuasa pada hari-hari khusus, sebagai berikut Dari Abdullah bin Busr dari saudara perempuannya, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda âJanganlah kamu sekalian berpuasa pada hari Sabtu kecuali puasa yang diwajibkan atas kamu.â HR Tirmidzi Dari Muhammad bin Abbad bin Jaâfar, dia berkata âAku pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah ketika dia tengah melakukan thawaf di sekitar Baitullah Kaâbah âApakah Rasulullah SAW pernah melarang orang berpuasa pada hari Jumâat saja?â Jabir menjawab âYa, demi Tuhan Kaâbah ini.â HR Muslim Rasulullah SAW mengizinkan berpuasa di hari Jumâat dengan ketentuan sebagai berikut Dari Abu Hurairah, bahwa sesungguhnya RasuÂlullah SAW telah bersabda âJanganlah kamu mengistimewakan malam Jumâat untuk bersembahyang daripada malam-malam yang lainnya, dan janganlah kamu mengistimewakan hari Jumâat untuk berpuasa daripada hari-hari yang lainnya, kecuali bagi seseorang di antara kamu yang memang harus berpuasa pada hari itu.â HR Muslim Dari Abu Hurairah, ia berkata âSaya mendengar Rasulullah SAW bersabda âJanganlah kamu berpuasa pada hari Jumâat melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.â HR Bukhari Tilmidzi âApakah Rasulullah SAW mengerjakan dan menyuruh puasa hari Senin dan Kamis?â Mudariszi âRasulullah SAW tidak pernah mengerjakan puasa khusus pada hari Senin dan Kamis. Tidak ada sunnah Rasulullah yang menjelaskan Rasulullah SAW berpuasa khusus pada hari Senin dan Kamis setiap minggu. Dan hal itu dijelaskan sebagai berikut Tersebutlah di dalam riwayat Syuâbah, sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa hari Senin dan Kamis. Namun kalimat âdan Kamisâ sengaja tidak aku singgung-singgung lantaran aku curiga dengan keabsahannya. Pada jalur yang lain, Syuâbah meriwayatkan sebuah hadits yang sama dengan haditsnya Syuâbah tersebut. Hanya saja yang dia sebut cuma kalimat âhari Seninâ, dan tidak menyebut kalimat âhari Kamis.â HR Muslim Adapun Rasulullah SAW berpuasa pada hari Senin itu untuk dirinya sendiri yaitu seperti beliau puasa wishal karena alasan berikut ini Dari Abu Qatadah Al Anshari, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya tentang berpuasa pada hari Senin. RasuÂlullah SAW menjawab âItu adalah hari kelahiranku, dan pada hari itu pula Al Qurâan diturunkan kepadaku.â HR Muslim Dan Rasulullah SAW tidak pernah menyuruh sahabat untuk berpuasa pada hari Senin, demikian pula beliau tidak pernah menyuruh sahabat untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Jika Rasulullah SAW puasa pada hari Senin dan Kamis, itu berarti beliau puasa pada hari-hari khusus, padahal beliau melarang puasa pada hari-hari khusus seperti yang telah dijelaskan di atas. Selain itu, jika Rasulullah SAW menyuruh puasa pada hari Senin dan Kamis, itu berarti berpuasa delapan hari setiap bulan, dan itu berbeda jumlah hari dengan puasa tiga hari setiap bulan yang beliau tetapkan. Rasulullah SAW menjelaskan tentang puasa beliau yang jatuh pada hari Senin dan Kamis itu, sebagai berikut Dari Aisyah, dimana ia berkata âRasulullah SAW bersungguh-sungguh untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis.â HR Tirmidzi Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda âAmal-amal perbuatan itu diangkat pada hari Senin dan Kamis, maka saya ingin agar amal perÂbuatanku itu diangkat sewaktu saya sedang berpuasa.â HR Tirmidzi Puasa Rasulullah pada hari Senin dan Kamis dalam sunnah Rasuluillah di atas tersebut bukan tidak mungkin puasa tiga hari beliau, karena beliau berpuasa tiga hari setiap bulan itu pada hari-hari sebagai berikut Dari Aisyah, dimana ia berkata âRasulullah SAW biasa mengerjakan puasa pada hari Sabtu, Ahad dan Senin dari sesuatu bulan, dan pada bulan yang lain beliau puasa pada hari Selasa, Rabu dan Kamis.â HR Tirmidzi Karena itu Rasulullah SAW tidak pernah menyuruh sahabat untuk puasa pada hari Senin dan Kamis. Rasulullah SAW tidak pernah pula menjelaskan balasan pahala dari puasa hari Senin dan Kamis seperti balasan pahala dari puasa-puasa sunnat lain yang beliau tetapkan.â Tilmidzi âBagaimanakah Rasulullah SAW mengerjakan puasanya?â Mudariszi âHal itu dijelaskan sunnah Rasulullah berikut ini Dari Aisyah, ia berkata âPernah Rasulullah SAW lalu berpuasa, sampai-sampai aku mengira bahwa beliau tidak pernah berbuka. Dan juga pernah aku lihat beliau selalu tidak berpuasa atau berbuka, sampai-sampai aku mengira bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Tetapi aku belum pernah melihat sama sekali Rasulullah SAW berpuasa satu bulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan. Yang paling sering aku melihat beliau banyak berpuasa ialah kalau bulan Syaâban.â HR Muslim Dari Aisyah, ia berkata âDalam kurun waktu satu tahun, maka bulan Syaâban lah yang seringkali diisi oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa. Selanjutnya beliau bersabda âKerjakanlah amalan-Âamalan yang kamu mampui, sebab Allah tidak akan merasa bosan sampai kamu sendiri yang bosan. Dan amalan yang paling baik dan disukai oleh Allah ialah amalan yang selalu dikerjakan oleh seseorang, sekalipun hanya sedikit maupun kecil.â HR Muslim Tilmidzi âApakah Rasulullah SAW puasa pada hari Arafah?â Mudariszi âPada waktu Rasulullah SAW mengerjakan Haji, maka beliau tidak berpuasa Arafah, dan hal itu dijelaskan sebagai berikut Dari Ummul Fadhl bin Harits, bahwasanya ada beberapa orang saling berbantahan di dekat Ummul Fadhl mengenai hari Arafah, apakah Rasulullah SAW berpuasa pada hari itu. Maka ada sebagian yang mengatakan âBeliau berpuasaâ, dan ada sebagian yang lain mengatakan âBeliau tidak berpuasa.â Oleh sebab itu Ummu Fadhal mengirimkan segelas susu. Pada saat itu beliau sedang berhenti dan berada di atas unÂtanya, lalu beliau minum.â HR Bukhari Demikian pula ketika di Mina hari-hari Tasyriq, yaitu Rasulullah SAW melarang sahabat puasa, seperti dijelaskan sebagai berikut Dari Nubaisyah Al Hudzali, dia berkata âSesungÂguhnya Rasulullah SAW bersabda âHari-hari Tasyriq itu adalah hari-Âhari untuk makan dan minum.â HR Muslim Tapi bagi orang-orang yang berhaji Tamattu, maka puasa di Mina atau hari-hari Tasyriq dibolehkan, dan itu dijelaskan sunnah Rasulullah ini Dari Hisyam, ia berkata âAku diberitahu oleh Ayahku bahwa Aisyah puasa pada hari-hari Mina, dan Ayahnya juga puasa pada hari-hari itu.â HR Bukhari Dari Ibnu Umar, ia berkata âMergerjakan puasa itu boleh bagi orang yang bertamattu dengan Umrah sampai ke Hajji sehingga pada hari Arafah. Maka jika orang itu tidak mendapatkan hadyu dan tidak puasa, maka dia boleh berpuasa pada hari-hari Mina.â HR Bukhari Puasa Arafah dibolehkan oleh Rasulullah SAW bagi umat Islam yang tidak berhaji dengan balasan pahala sebagai berikut Dari Abu Qatadah, bahwasanya Rasulullah SAW berÂsabda âPuasa pada hari Arafah, sesungguhnya saya bermohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa satu tahun sesudahnya dan satu tahun sebelumnya.â HR Tirmidzi Tilmidzi âJika demikian, puasa sunnat apa sajakah yang disuruh ditetapkan oleh Rasulullah SAW?â Mudariszi âRasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abu Qatadah, seorang lelaki pernah datang menghadap Rasulullah SAW lalu mengajukan pertanyaan âBagaimana puasa Anda?â Mendengar pertanyaan itu Rasulullah SAW sempat marah. Umar yang melihat hal itu segera berkata âAku rela Allah sebagai Tuhan. Islam sebagai agama. Dan Muhammad sebagai utusan. Aku berÂlindung kepada Allah dari murka-Nya dan juga dari murka Rasul-Nya.â Kata-kata itu diulang-ulang terus oleh Umar hingga kemarahan di wajah Rasulullah SAW nampak mereda. Barulah kemudian Umar bertanya âWahai Rasulullah, bagaimana menurut Anda dengan orang yang berpuasa satu tahun penuh?â Rasulullah SAW menjawab âDia tidak diÂanggap berpuasa dan juga tidak dianggap berbuka.â Umar bertanya lagi âBagaimana menurut Anda dengan orang yang berpuasa dua hari dan berbuka dua hari?â Rasulullah SAW balik bertanya âApakah ada orang yang sanggup melakukan itu?â Umar kembali bertanya âDan bagaimana menurut Anda dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka sehari?â Rasulullah SAW menjawab âYang demikian itulah puasanya Nabi Daud.â Umar bertanya lagi âBagaimanakah dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka dua hari?â Rasulullah SAW menjawab âAku suka hal itu, jika aku diberi kekuatan untuk melakukannya.â Selanjutnya beliau bersabda âBerpuasalah cukup tiga hari dalam sebulan. Berpuasa Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya adaÂlah seperti berpuasa satu tahun penuh. Berpuasa pada hari Arafah yang dilakukan semata mencari pahala Allah, merupakan penebus dosa satu tahun yang telah lewat dan satu tahun yang akan datang. Dan berpuasa pada hari Asyura yang dilakukan semata hanya untuk mencari pahala Allah, merupakan penebus dosa setahun yang telah lewat.â HR Muslim Dari Abu Ayyub Al Anshari, sesungguhnya RaÂsulullah SAW bersabda âBarangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia menyusulkannya dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawwal, maka seakan-akan dia berpuasa selama setahun.â HR Muslim Dari Ali, dimana ia berkata âSeseorang bertanya kepada Rasulullah SAW sedangkan waktu itu saya duduk di sisi beliau âWahai Rasulullah, bulan apakah yang engkau perintahkan kepadaku untuk berpuasa sesudah bulan perinÂtahkan kepadaku untuk berpuasa sesudah bulan Ramadhan?â Beliau menjawab âJika kamu ingin berpuasa sesudah bulan Ramadhan, maka puasalah pada bulan Muharram karena bulan itu adalah bulan Allah; pada bulan itu terdapat suatu hari dimana Allah menerima taubat seÂsuatu kaum, dan di hari itu pula Allah menerima taubat kaum yang lain.â HR Tirmidzi Tilmidzi âBagaimana dengan isteri yang ingin berpuasa sunnat?â Mudariszi âRasulullah SAW menjelaskan hal itu sebagai berikut Dari Abu HuraiÂrah dari Rasulullah SAW, dimana beliau bersabda âSeorang istri itu tidak boleh berpuasa satu hari pun selama suaminya berada di sampingnya, kecuali dengan izin suaminya itu selain puasa bulan Ramadhan.â HR Tirmidzi Wallahu aâlam. CraVC.