Dapatbercampur 2. Bereaksi dengan cahaya dengan etanol,eter dan udara dan gliserol Back. 5. CREOLINUM Kreolin Sifat Kimia Sifat Fisika 1. Bereaksi dengan 1. Cairan jernih,agak alkalis lemah kental,coklat tua,bau 2. Bereaksi dengan khas asam 2. Mudah larut dalam 3. Bereaksi dengan etanol dalam cahaya dan udara kloroform dan eter Back.Bahan kimia organik seperti alkohol, fenol, dan eter banyak digunakan baik di lingkungan rumah tangga maupun industri. Parfum, pembersih, dan bahan bakar adalah contoh dari barang-barang ini, yang digunakan dalam berbagai cara dalam kehidupan kita sehari-hari. Apa itu Eter? Eter adalah bentuk molekul organik di mana satu atom oksigen menghubungkan dua gugus hidrokarbon alkil atau aril. Itu direpresentasikan menggunakan rumus ROR′. Dalam rumus, R′, gugus hidrokarbon bisa sama atau berbeda dengan R. Eter dihasilkan ketika atom hidrogen dari gugus hidroksil dalam alkohol digantikan oleh gugus alkil atau aril. Sebagai contoh- Oksigen dan karbon dalam ikatan COC adalah hibridisasi sp 3 . Tolakan dua pasangan mandiri lp pada atom oksigen menyebabkan bentuk lentur. Kehadiran gugus besar di kedua ujung atom oksigen, serta tolakan bp-bp menghasilkan sudut ikatan COC sekitar 111,7, menghasilkan penghalang sterik. Klasifikasi Eter Eter dibagi menjadi dua jenis berdasarkan golongan di R dan R’ Eter sederhana atau eter simetris Eter ini memiliki gugus alkil yang sama di kedua ujung atom oksigen. Sebagai contoh, Eter campuran atau eter asimetris Eter ini terdiri dari gugus alkil yang berbeda di kedua ujung atom oksigen. Sebagai contoh, Etil Metil Eter Metil Fenil Eter Sifat Fisik Eter Ciri-ciri fisik eter adalah sebagai berikut Keadaan Fisik Bahan lainnya adalah cairan volatil yang tidak berbau, sedangkan metoksi metana dan metoksi etana adalah gas. Homolog yang lebih rendah termasuk cairan tidak berwarna, berbau harum, mudah menguap yang memiliki bau eter yang khas. Sifat Kutub Eter Eter memiliki karakter kutub. Perbedaan keelektronegatifan antara atom oksigen dan karbon adalah alasan di balik ini. Atom oksigen mendorong pasangan elektron bersama lebih dekat ke dirinya sendiri karena perbedaan elektronegativitas, menghasilkan muatan negatif parsial pada atom oksigen dan muatan positif parsial pada atom karbon. Dua ikatan C–O polar dalam eter condong pada sudut 111,7 derajat satu sama lain. Akibatnya, kedua dipol tidak saling meniadakan, menghasilkan momen dipol bersih. yaitu, dalam eter, momen dipol μ ≠ 0. Eter lebih polar daripada alkena tetapi tidak sepolar alkohol, ester, atau amida dengan struktur serupa. Ikatan Hidrogen Eter Atom hidrogen tidak terikat langsung dengan atom oksigen dalam eter. Akibatnya, eter tidak mengandung ikatan hidrogen antar molekul. Sebaliknya, eter hanya digunakan untuk menerima ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen dengan molekul air dimungkinkan karena atom oksigen memiliki dua pasangan elektron bebas. Jika dibandingkan dengan eter alifatik linier, eter siklik seperti tetrahidrofuran dan 1,4-dioksana larut dalam air karena atom oksigen lebih terbuka untuk ikatan hidrogen. Titik didih Eter Karena eter tidak membentuk ikatan hidrogen intramolekul, suhu didihnya lebih rendah daripada alkohol isomer, tetapi lebih dekat dengan alkana dengan massa yang sama. Walaupun keduanya memiliki rumus kimia yang sama C 2 H 6 O, titik didih metoksi metana CH 3 OCH 3 lebih rendah daripada etanol CH 3 CH 2 OH. Kelarutan Eter Eter dengan hingga tiga atom karbon larut dalam air. Ini karena eter yang lebih rendah lebih mudah membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Eter terdiri dari dua jenis molekul rantai hidrokarbon hidrofobik nonpolar dan ujung oksigen hidrofilik polar. Kelarutan eter dalam air berkurang dengan bertambahnya ukuran gugus alkil. Ini karena sifat non-polar komponen hidrokarbon, yang menghambat pembentukan ikatan hidrogen dengan molekul air polar. Pelarut organik seperti alkohol, benzena, dan aseton relatif larut dalam eter. Dietil eter dan n-butil alkohol, misalnya, larut dalam air pada tingkat yang sama. Karena eter membentuk ikatan hidrogen dengan air dengan cara yang sama seperti alkohol. Keasaman Air, eter, dan alkohol semuanya memiliki ikatan oksigen yang serupa. Karena oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, hidrogen alfa menjadi eter dalam hidrokarbon sederhana bersifat lebih asam. Mereka jauh lebih asam daripada gugus alfa hingga karbonil hidrogen seperti pada keton atau aldehida. Eter lebih ringan dari air. Sifat Kimia Eter Eter adalah cairan tidak berwarna, berbau manis, sangat mudah menguap, dan mudah terbakar. Eter hanya sedikit larut dalam air karena ikatan H dan gugus alkil atau aril hidrofobik. Di dalam dirinya sendiri, eter tidak memiliki ikatan hidrogen. Akibatnya, titik didihnya jauh lebih rendah daripada titik didih alkohol yang setara. Uap dietil eter digunakan sebagai obat bius karena menghasilkan ketidaksadaran saat dihirup. Karena eter memiliki sudut ikatan C–O–C sekitar 110 ∘ , momen dipol dua ikatan C–O tidak saling meniadakan. Akibatnya, eter bersifat polar, tetapi polaritasnya lemah untuk dietil eter =1,18D. Reaktivitas eter lebih rendah daripada gugus fungsi kompleks. Logam aktif, basa kuat, dan zat pereduksi dan pengoksidasi tidak berpengaruh pada mereka. Adanya gugus alkil, pasangan elektron bebas pada atom oksigen, dan putusnya ikatan C–O memberikan karakteristik kimiawi pada eter. Reaksi Akibat Gugus Alkil Pembakaran Eter sangat mudah terbakar, dan ketika bersentuhan dengan udara, mereka membentuk karbon dioksida dan air. C 2 H 5 OC 2 H 5 + 6O 2 → 4CO 2 + 5H 2 O Halogenasi Gugus alkil eter mengalami proses substitusi dengan klorin atau bromin tanpa adanya sinar matahari, menghasilkan eter terhalogenasi. Semua atom hidrogen dalam eter tersubstitusi dengan adanya sinar matahari. Reaksi Akibat Oksigen Ethereal Formasi Peroksida Ketika eter bersentuhan dengan oksigen atmosfer di hadapan sinar matahari, ia berinteraksi dengan oksigen untuk menghasilkan eter peroksida karena adanya pasangan elektron bebas pada oksigen eter. Saat dipanaskan, eter peroksida sangat tidak stabil dan meledak dengan hebat, menyebabkan kecelakaan serius. Akibatnya, merebus sampel eter yang telah disimpan dalam waktu lama berbahaya. Pembentukan Garam Oksonium Karena eter dapat bertindak sebagai basa lemah Lewis, mereka dapat membuat garam oksonium ketika dilarutkan dalam asam mineral dingin yang kuat seperti asam klorida atau asam sulfat. Reaksi dalam Eter Aromatik Halogenasi Pada cincin benzena, fenil alkil eter mengalami halogenasi normal. Bahkan tanpa adanya katalis besi III bromida, anisol melakukan brominasi dengan bromin dalam asam etanoat. Gugus metoksi mengaktifkan cincin benzena, menghasilkan reaksi ini. Isomer para diperoleh sebagai produk utama 90% dari waktu. Reaksi Friedel-Crafts Proses Friedel-Crafts meliputi penambahan gugus alkil dan asil pada posisi orto dan para dalam anisol melalui reaksi dengan alkil halida dan asil halida dengan adanya aluminium klorida anhidrat asam Lewis sebagai katalis. Nitrasi Anisol orto dan para nitro terbentuk ketika anisol berinteraksi dengan asam sulfat dan nitrat yang kuat. Kegunaan Eter Eter adalah pelarut untuk melarutkan minyak, resin, bensin, permen karet, dan bahan lainnya. Karena sifatnya yang praktis inert dan daya larut yang tinggi, mereka juga digunakan sebagai media reaksi untuk beberapa prosedur, seperti sintesis reagen Grignard, reaksi Wurtz, dan sebagainya. Ini juga berfungsi sebagai anestesi lokal. Ini juga digunakan untuk menjaga lingkungan yang sejuk. Contoh Pertanyaan Pertanyaan 1 Apa klasifikasi eter? Menjawab Eter dibagi menjadi dua kategori berdasarkan keberadaan rantai hidrokarbon aril atau alkil di kedua ujung atom oksigen eter sederhana atau simetris, dan eter campuran atau asimetris. Eter sederhana atau simetris dibuat ketika rantai hidrokarbon aril atau alkil yang ada di kedua ujung atom oksigen adalah sama. CH 3 OCH 3 adalah contohnya. Eter campuran atau asimetris dibuat ketika rantai hidrokarbon aril atau alkil yang ada di kedua ujung atom oksigen berbeda. -CH 3 OC 2 H 5 adalah contohnya. Pertanyaan 2 Mengapa eter larut dalam air? Menjawab Dua gugus alkil R–O–R′ terhubung ke ujung atom oksigen dalam eter. Karena elektronegativitasnya yang tinggi, oksigen berperilaku sebagai akseptor ikatan hidrogen dan larut dalam air dengan cara yang sama seperti alkohol. Pertanyaan 3 Bagaimana mengubah alkohol menjadi eter? Menjawab Produksi eter disebabkan oleh dehidrasi yang dikatalisis oleh asam dari alkohol primer. Reaksi kondensasi terjadi ketika dua molekul alkohol primer bergabung untuk menghasilkan yang lebih besar sekaligus membebaskan molekul air yang sangat kecil. Pertanyaan 4 Mengapa eter disimpan dalam botol yang berisi kawat besi? Menjawab Saat terkena sinar matahari, eter bereaksi kuat dengan oksigen sekitar, menghasilkan peroksida, yang meledak saat dipanaskan, mengakibatkan kecelakaan besar. Saat eter disimpan dalam botol dengan kawat besi, oksigen bereaksi dengan besi menghasilkan oksida besi, yang mencegah eter menjadi peroksida. Akibatnya, eter disimpan dalam wadah dengan kawat besi di dalamnya. Pertanyaan 5 Untuk apa dietil eter digunakan? Menjawab Minyak, lemak, getah, resin, polimer, dan senyawa serupa lainnya sebagian besar larut di dalamnya. Ini melakukan fungsi pendingin. Ini digunakan sebagai anestesi umum dalam operasi. Di bawah nama merek Natalite, itu dikombinasikan dengan alkohol dan digunakan sebagai alternatif bahan bakar. Pertanyaan 6 Apa sifat fisik eter? Menjawab Dalam molekul eter, ada momen dipol bersih. Ini karena polaritas ikatan C−O. Eter memiliki titik didih yang mirip dengan alkana. Eter larut dengan air dengan cara yang sama seperti alkohol. Di dalam air, molekul eter larut. Pertanyaan 7 Apa itu Reaksi Friedel-Crafts? Menjawab Prosedur Friedel-Crafts melibatkan mereaksikan alkil halida dan asil halida dengan adanya aluminium klorida anhidrat asam Lewis untuk menambahkan gugus alkil dan asil pada posisi orto dan para dalam anisol. SifatFisik senyawa eter 1) Eter tidak membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya, Senyawa eter hanya memiliki gaya antar molekul berupa gaya London. Oleh karena itu terdapat perbedaan yang besar antara sifat fisis eter dan alkohol jika kita amati berdasarkan titik didihnya. sehingga titik didihnya lebih Di dalam artikel kali ini, terdapat penjelasan lengkap mengenai sifat fisika dan kimia, pembuatan/sintesis dan kegunaan senyawa alkohol. Alkohol adalah salah satu senyawa turunan alkana dimana satu atom H pada alkana diganti oleh gugus hidroksil - OH pada alkohol. Materi ini diajarkan pada mata pelajaran kimia kelas 12 SMA bab Senyawa Turunan Fisika dan Kimia, Pembuatan dan Kegunaan Senyawa AlkoholSifat Fisika dan Kimia AlkoholSifat Fisika AlkoholTitik DidihTitik didih alkohol lebih tinggi dibandingkan titik didih eter pada senyawa yang Mr nya sama. Mengapa demikian? Alkohol memiliki titik didih yang lebih tinggi eter disebabkan karena tiap molekul alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antar sesamanya. Lebih tepatnya, ikatan hidrogen pada senyawa alkohol terjadi antara atom oksigen dari gugus fungsi senyawa alkohol yang satu dengan atom hidrogen gugus fungsi senyawa alkohol yang lain. Sementara, tidak ada ikatan hidrogen pada antar sesama senyawa gambar di bawah ini yang menunjukkan ikatan hidrogen pada senyawa etanol. Titik didih alkohol berbanding lurus dengan massa molekul relatifnya Mr. Semakin besar Mr senyawa, maka titik didih senyawa alkohol akan semakin besar pula. Adanya cabang pada alkohol dapat menurunkan titik didihnya. Hal ini disebabkan karena cabang akan menghalangi terbentuknya ikatan hidrogen antar senyawa alkohol. Titik didih alkohol rantai lurus lebih tinggi dibandingkan alkohol yang bercabang, walaupun Mr senyawa titik didih n-pentanol yang merupakan alkohol rantai lurus = 138 degC. Sedangkan titik didih 2-metil-1-butanol yang memiliki satu cabang lebih rendah 129 degC. Padal kedua senyawa ini saling berisomer rumus molekulnya sama = Mr-nya sama. Keasaman AlkoholAlkohol bersifat asam lemah. Oleh sebab itulah alkohol dapat bereaksi dengan logam reaktif seperti natrium Na. Alkohol dapat dibedakan dengan eter isomernya dengan cara mereaksikan kedua senyawa dengan logam Na. Alkohol bereaksi dengan Na menghasilkan menghasilkan natrium alkanolat. Sementara eter tidak bereaksi dengan asam dari alkohol disebabkan karena gugus - OH dari senyawa tersebut bersifat polar. Adanya perbedaan keelktronegatifan antara O dan H membuat atom H dari gugus hidroksil ini mudah lepas. Oleh sebab itulah, alkohol juga dapat bertindak sebagai asam Bronsted - Lowry donor proton/H+.Kita tahu, berdasarkan posisi gugus - OH, alkohol dibedakan menjadi tiga jenis yaitu alkohol primer, sekunder dan tersier. Urutan keasaman alkohol primer, sekunder dan tersier adalah menurun. alkohol primer adalah yang paling keasaman alkohol primer, sekunder dan tersieralkohol primer > alkohol sekunder > alkohol tersierKelarutan Alkohol Dalam AirAlkohol larut di dalam air disebabkan karena gugus - OHnya bersifat polar. Atom oksigen yang lebih elektronegatif dapat membentuk ikatan dengan atom hidrogen dari air. Karena merupakan senyawa turunan alkana, pada alkohol terdapat rantai karbon yang bersifat non polar. Panjang dari rantai karbon alkohol ini juga menentukan kelarutannya di dalam air. Semakin panjang rantai karbon alkohol, maka kelarutannya di dalam air menurun. Namun, dibandingkan alkana padanannya, alkohol jauh lebih larut di dalam dan etanol merupakan alkohol yang paling mudah larut di dalam air. Sedangkan, alkohol dengan rantai karbon lebih dari 7, tidak larut di dalam kelarutan alkohol primer, sekunder dan tersier adalah = alkohol primer Natrium alkoksida + H2Eter + Na ==> tidak bereaksiAlkohol bereaksi dengan logam Na menghasilkan senyawa garam natrium alkoksida yang larut di di dalam larutan dan gas hidrogen. Reaksi alkohol dengan logam Na mirip seperti reaksi air dengan logam Na. Hanya saja reaksi yang terjadi sedikit lebih adalah persamaan umum untuk reaksi alkohol dengan logam natrium2R - OH + 2Na ==> 2NaOR + H2Dibawah ini terdapat beberapa contoh reaksisenyawa alkohol dengan logam natriumReaksi metanol dengan logam Na2CH3OH + 2Na ==> 2CH3ONa + H2 Natrium MetoksidaReaksi etanol dengan logam Na2CH3CH2OH + 2Na ==> 2CH3CH2ONa + H2 Natrium EtoksidaReaksi etanol dengan logam Na2CH3CH2CH2OH + 2Na ==> 2CH3CH2CH2ONa + H2 Natrium PropoksidaGaram natrium alkoksida yang dihasilkan oleh reaksi antara logam Na dan alkohol dapat dipisahkan dengan metode penguapan menghasilkan kristal berwarna putih. Reaksi Esterifikasi AlkoholReaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dan air dari alkohol dan asam karboksilat. Persamaan umum untuk reaksi esterifikasi alkohol adalahR - OH + R' - COOH R'COOR + H2OAlkohol Ester AirR pada reaksi diatas adalah alkil, boleh sama atau berbeda. Esterifikasi adalaj jenis reaksi dimana atom hidrogen dari gugus fungsi karboksil - COOH di ganti oleh gugus alkil dari alkohol. Reaksi esterifikasi alkohol berlangsung secara reversibel. Jika ester yang dihasilkan di reaksikan dengan air dihidrolisis, maka akan terbentuk kembali alkohol dan asam esterifikasi alkohol dan asam karboksilat biasanya dilakukan dengan bantuan pemanasan dan katalis seperti asam sulfat contoh, berikut adalah reaksi antara asam asetat dan etanolCH3COOH + CH3CH2OH CH3COOCH2CH3 + H2OAs. asetat Etanol Etil Etanoat Jadi, produk reaksi antara asam asetat dan etanol adalah ester dengan nama etil etanoat. Ingat ya, pada reaksi esterifikasi, atom H dari gugus - COOH asam karboksilat yang di ganti dengan alkil dari alkohol, bukan sebaliknya. Jadi, kamu harus hati=hati di bagian adalah 5 contoh reaksi esterifikasi senyawa alkohol lainnyaReaksi metanol dan asam metanoat menghasilkan metil metanoatCH3OH + HCOOH HCOOCH3 + H2OReaksi asam asetat dan metanol menghasilkan metil etanoatCH3COOH + CH3OH CH3COOCH3 + H2OReaksi asetat dan propnanol menghasilkan propil etanoatCH3COOH + CH3CH2CH2OH CH3COOCH2CH2CH3Reaksi etanol dengan asam metanoat menghasilkan etil etanoatCH3CH2OH + HCOOH HCOOCH2CH3Reaksi 2-propanol dengan asam asetat menghasilkan isopropil propanoatCH3CHCH3 + CH3COOH CH3CH2COOCH - CH3 OH CH3 Reaksi Oksidasi AlkoholReaksi oksidasi alkohol adalah jenis reaksi yang mengubah gugus fungsi - OH pada alkohol menjadi gugus fungsi lain seperti - CHO aldehid, - CO - keton atau - COOH asam karboksilat.Jadi, oksidasi alkohol dapat menghasilkan tiga jenis produk, tergantung pada jenis alkohol yang dioksidasi dan zat pengoksidasinya. Kalian tentu sudah mengetahui bahwa berdasarkan posisi gugus - OH, alkohol dibedakan menjadi tiga jenis yaituAlkohol primerAlkohol sekunderAlkohol tersierReaksi Oksidasi Alkohol PrimerAlkohol primer adalah alkohol yang gugus - OHnya terikat pada atom C primer. Reaksi oksidasi alkohol primer dapat menghasilkan aldehid atau asam karboksilat. Produk yang dibentuk tergantung pada jenis zat pengoksidasinya apakah zat tersebut pengoksidasi kuat atau bukan.Jika alkohol primer dioksidasi oleh zat-zat pengoksidasi seperti ion dikromat Cr2O7^2-, maka produk yang dihasilkan adalah aldehid,ContohTentukanlah produk oksidasi etanol dengan K2Cr2O7!PembahasanEtanol adalah alkohol primer dengan struktur CH3CH2 - OH. Karena zat pengoksidasi yang digunakan adalah K2Cr2O7 mengandung ion dikromat, maka produk oksidasi etanilnya adalah reaksi oksidasi etanol menjadi aldehid H O K2Cr2O7 CH3 - CH - O - H =======> CH3 - CH Etanol EtanalProduk oksidasi etanol dengan K2Cr2O7 adalah etanal/ alkohol primer dioksidasi oleh zat pengoksidasi yang lebih kuat seperti KMnO4, maka produk yang dihasilkan adalah asam karboksilat. Sebagai contoh, mari kita lihat produk oksidasi etanol oleh KMnO4 berikut H O KMnO4 CH3 - CH - O - H =======> CH3 - C- OH Etanol Asam Etanoat/AsetatProduk oksidasi alkohol dengan KMnO4 adalah asam asetat/asam Oksidasi Alkohol SekunderAlkohol sekunder adalah alkohol yang gugus - OHnya terikat pada atom C sekunder. Contoh alkohol sekunder adalah 2 propanol yang memiliki struktur sebagai berikutCH3 - CH - CH3 OHProduk oksidasi alkohol sekunder hanya menghasilkan satu jenis senyawa yaitu keton. Pada oksidasi alkohol sekunder, kita tidak perlu memusingkan jenis zat senyawa dengan struktur seperti di bawah oksidasi senyawa diatas adalah........?PembahasanSenyawa diatas adalah 2-propanol dan tergolong sebagai alkohol sekunder. Produk oksidasi alkohol sekunder adalah keton. Jadi, kita tinggal mengganti gugus - OH alkohol menjadi gugus - CO - reaksi oksidasi 2-propanol menjadi keton adalah sebagai berikut. [O]CH3 - CH - CH3 =======> CH3 - C - CH3 OH O 2-propanol 2-propnonNah, mudah bukan!Reaksi Oksidasi Alkohol TersierAlkohol tersier adalah alkohol yang gugus - OHnya terikat pada atom C tersier. Alkohol tersier tidak bisa dioksidasi. Jadi, tidak ada produk yang dihasilkan dari reaksi oksidasi alkohol oksidasi isobutanol adalah?PembahasanIsobutanol atau 2-metil-2-propanol adalah contoh alkohol tersier dengan struktur sebagai berikut. OH CH3 - C - CH3 CH3Oksidasi isobutanol tidak akan menghasilkan produk apapun. OH [O]CH3 - C - CH3 ======> tidak bereaksi CH3 Reaksi Dehidrasi Alkohol Dengan Asam Sulfat Reaksi dehidrasi adalah reaksi penarikan molekul air dari suatu senyawa. Apabila alkohol dipanaskan dengan larutan asam kuat akan terjadi reaksi dehidrasi menghasilkan produk berupa alkena dan air. Aam sulfat berfungsi sebagai zat pengoksidasi pada reaksi dehidrasi alkohol karena asam sulfat adalah zat pengoksidasi yang kuat. Contoh reaksi Reaksi dehidrasi propanol dengan asam sulfat H2SO4 CH3-CH2-CH2OH =====> CH3 - CH = CH2 + H2O Propanol 1-propenaReaksi dehidrasi butanol H2SO4CH3CH2CH2CH2OH ======> CH3 - CH2 - CH2 = CH2 + H2OButanol 1-butenaPada reaksi dehidrasi alkohol diatas, gugus - OH berada di ujung rantai sehingga sehingga sangat mudah menentukan produk alkena yang jika alkohol yang di dehidrasi adalah alkohol sekunder atau tersier, maka produk yang dibentuk adalah campuran dari dua macam senyawa contoh, apa produk dari reaksi dehidrasi 2-butanol dengan asam sulfat?2-butanol adalah alkohol sekunder dengan struktur seperti di bawah – CH2 – CH – CH3 OHJika 2-butanol didehidrasi, akan ada dua kemungkinan produk alkena yang tersebut. Perhatikan reaksi di bawah 1Ch3 – CH2 – CH – CH3 ====> CH3 – CH = CH – CH3 + H2O 2-butena OHProduk 2Ch3 – CH2 – CH – CH3 ====> CH3 – CH2 – CH = CH2 + H2O 1-butena OHJadi, produk dehidrasi untuk 2-buatnol adalah campuran dari senyawa alkena 2-butena dan 1-butena. Reaksi Alkohol Dengan Hidrogen Halida HX Reaksi antara alkohol dan hidrogen halida menghasilkan haloalkana dan air. Reaksi umum R - OH + HX ==> R - X + H2O Dengan X = F, Cl, Br dan I Pembuatan Alkohol Hidrasi alkena dengan katalis asam Hidrasi adalah kebalikan dari dehidrasi dimana pada reaksi hidrasi, kita reaksikan suatu senyawa dengan air. Jika alkena dihidrasi dalam suasana asam, maka akan terbentuk senyawa alkohol yang ini adalah reaksi pembuatan etanol dari etena. asam CH2 = CH2 + H2O ==> CH3CH2OH Mereaksikan CH4 dengan H2O dan gas H2 menghasilkan metanol. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut. Ni CH4 + H2O ==> CO + 3H2 900 Cr2O3 + Zn CO + 2H2O ==========> CH3OH 400 Fermentasi karbohidrat dengan ragi Ini merupakan reaksi pembuatan tapai yang kita kenal. Singkong yang mengandung karbohidrat akan difermentasi dengan ragi dalam waktu tertentu untuk menghasilkan etanol. Ragi C6H12O6 ====> 2C2H5OH + 2CO2 Melalui pereaksi Grignard Pereaksi Grignard adalah zat R-MgX. Jika direaksikan dengan Formaldehid akan menghasilkan alkohol primer sedangkan jika direaksikan dengan aldehid lain, akan menghasilkan alkohol sekunder. H H R MgX + H-CHO ==> R-C-O-MgX ==> R-C-OH H H R R R MgX + R-CHO ==> R-C-O-MgX ==> R-C-OH H H Kegunaan Alkohol Berikut adalah beberapa kegunaan senyawa alkohol yang paling penting dalam kehidupan 1. Sebagai pelarut 2. Bahan baku formaldehid 3. Campuran bahan bakar bensin 4. Sebagai bahan bakar. Jika metanol dibakar, akan menghasilkan CO2 dan uap air. 5. Sebagai bahan aditif bagan bakar petrol. Etanol 1. Sebagai pembersih luka dan antiseptik 2. Sebagai spirit dalam industri minuman keras. 3. Sebagai bahan bakar. Etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar langsung atau campuran bahan bakar bensin. 4. Sebagai pelarut yang relatif aman dalam melarutkan beberapa senyawa organik. Etilen Glikol Digunakan sebagai zat anti beku pada radiator mobil, bahan baku serat sintetis seperti dakron, bahan pelunak dan pelembut. Gliserol Digunakan sebagai pelembab dan pelembut pada lotion dan berbagai kosmetik. Pelembut pada tembakau dan obat obatan. Selain itu juga digunakan sebagai bahan pembuat nitrogliserin yang dimanfaatkan untuk bahan sekian penjelasan lengkap mengenai sifat fisika dan kimia, pembuatan dan kegunaan senyawa alkohol yang dapat saya berikan pada artikel kali ini. Semoga penjelasan diatas dapat membantu kamu memahami senyawa turunan alkana ini.
Cakupanbahasan modul yang berjudul senyawa karbon ini meliputi Struktur molekul, tatanama senyawa, sifat senyawa, sintesis senyawa dan kegunaannya. Berdasarkan struktur molekulnya terdapat pembahasan tentang alkohol eter, aldehid-keton dan Asam karboksilat-ester. Pada modul ini juga dibahas sifat fisika dan sifat kimia. Sintesis senyawa terkait juga dengan reaksi-reaksi dalam sifat kimia.
1. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Dari A. Halo Alkana Sifat Fisik - Memiliki titik didih lebih tinggi daripada alkana asalnya. Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik didihnya. - Pada suhu kamar haloalkana rantai pendek berwujud gas, sedang haloalkana rantai panjang berwujud cair sampai padat. Sifat Kimia - Dapat disubstitusi dengan suatu basa kuat. - Dapat mengalami reaksi eliminasi membetuk alkena. - Jika direaksikan dengan logam Na menghasilkan alkana dengan perpanjangan rantai atom karbon dua kali semula Sintesis Wurtz. B. Alkohol Sifat fisik - Alcohol monohidroksi suku rendah jumlah atom karbon 1-4 berupa cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan. - Kelarutan alcohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonya makin panjang. - Makin tinggi berat molokul alcohol, maka tinggi pula titik didih dan viskositasnya. - Alcohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang tidak bewarna. - Alcohol suku rendah tidak memepuanyai rasa, akan tetepi memeberikan kesan panas dalam mulut. Sifat Kimia - Oksidasi alcohol primer, dengan menggunakan natrium bikromat dan asam silfat akan menghasilkan suatu aldehida dan air. - Oksidasi alcohol skunder, dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu keton dan air. - Oksidasi alcohol tersier,oleh oksigen akn menghasilkan campuran asam karboksilat, keton, karbondiokaida dan air. - Reaksi dengan natrium, alcohol bereksi dengan logam natrium menghasilkan suatu alkoksida. - Reaksi dengan asam halida, menghasilkan alkil halida dan air. - Esterifikasi , alcohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk sampingan berupa air. - Dehidrasi alcohol, dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkenan dan air. C. Eter Sifat Fisik - Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas. - Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar. - Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk campuran yang eksplosif dengan udara. - Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod. Sifat kimia - Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan aldehida. - Reaksi dengan asam sulfat Eter dapat bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan suatu alcohol dan asam alkana sulfonat. - Eter dapat bereaksi dengan asam iodida menghasilkan campuran alkohol dengan alkil halida. - Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol. - Halogenasi Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen. Substitusi terjadi pada atom Hα. D. Aldehida Sifat fisik - Aldehida dengan 1-2 atom karbon formaldehida, dan asetaldehida berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak. - Aldehida dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap. - Aldehida dengan atom karbon lebih dari 12 berwujud padat pada suhu kamar. - Aldehida suku rendah formaldehida, dan asetaldehida dapat larut dalam air. - Aldehida suku tinggi tidak larut air. Sifat Kimia - Oksidasi aldehida dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan asam karboksilat. - Aldehida dapat mereduksi larutan Fehling menghasilkan endapan merah bata dari senyawa tembagaI oksida. - Aldehida dapat mereduksi larutan Tollens menghasilkan cermin perak. E. Ketaon Sifat Fisik - Titik didih keton relatif lebih tinggi daripada senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif yang hampir sama. Misal titik didih propana adalah -44,5 °C sedangkan titik didih 2-propanon adalah 56,2 °C. - Larut dalam air. Homolog yang lebih tinggi kurang larut dalam air. - Banyak keton yang memiliki bau harum. Sifat Kimia - Keton tidak dapat dioksidasi oleh pereaksi Fehling dan Tollens. Inilah yang membedakan keton dengan aldehid. F. Asam Karboksilat Sifat Fisik - Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding. - Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding. - Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat molekul. - Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air. Sifat Kimia - Asam karboksilat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air. - Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida menghasilkan alkohol primer. - Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk klorida asam, hidrogen klorida dan gas belerang dioksida. - Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan. - Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air. - Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk alkana. - Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis phosfor membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen halida. G. Ester Sifat Fisik - Molekul ester bersifat polar. - Titik didih ester terletak antara keton dan eter dengan massa molekul relatif yang hampir sama. - Ester dengan massa molekul relatif rendah larut dalam air. - Ester dengan sepuluh karbon atau kurang berupa cairan yang mudah menguap dan baunya enak seperti buah-buahan. Sifat Kimia - Hidrolisis ester akan menghasilkan asam karboksilat dan alcohol - Ester bereaksi dengan amonia dan membentuk amida dan alcohol - Ester dapat melakukan reaksi transesterifikasi dengan alcohol sehingga menghasilkan ester yang berbeda. - Ester bereaksi dengan pereaksi Grignard memebentuk suatu keton. - Reduksi ester dengan katalis tembaga II oksida dan tembaga II kromat akan menghasilkan alcohol primer.
SIFATFISIK DAN KIMIA Sifat Fisik Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas . Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar . Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk campuran yang eksplosif dengan udara .Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah petroleum. Namun, pernahkah Anda mendengar terkait petroleum eter? Cairan ini dapat dengan mudah Anda temui pada laboratorium kimia sebagai zat pelarut. Oleh karenanya, biasanya kemasannya memiliki deskripsi yang menjelaskan rentang didih, mulai dari 30–50 °C, 40–60 °C, 50–70 °C, 60–80 °C, dan seterusnya. Hal ini memudahkan para pemasok untuk mengetahui seberapa kuat penguapan dan residu dari proses produksinya. Tanpa berlama-lama lagi, mari kita bahas serba-serbi petroleum eter. Mulai dari pengertian, struktur pembentuk, rumus kimia, perbedaannya dengan eter, fungsi, kegunaan, hingga efek sampingnya. Yuk, simak tulisannya di bawah ini! Apa Itu Petroleum Eter? Petroleum eter adalah bagian dari hidrokarbon cair yang mudah menguap, mudah terbakar, dan tidak berwarna. Terkadang orang-orang menyebutnya sebagai benzin, benzine, petroleum benzine, canadol, light ligroin, dan skellysolve. Rumus kimia-nya adalah C6H14 dengan titik didih sebesar 30 hingga 70° C. Ia terdiri dari hidrokarbon alifatik yang mengubah menguap serta pentana dan isoheksana. Fraksi minyak bumi yang berupa petroleum eter umumnya digunakan untuk pelarut atau bahan untuk pembersih. Walaupun berfungsi sebagai pelarut, densitasnya lebih rendah dari massa jenis air sehingga sulit larut dalam air dan cenderung mengapung. Proses pembuatannya melalui penyulingan minyak bumi. Beberapa bagian dari distilat yang merupakan perantara antara nafta yang lebih ringan dengan minyak tanah yang lebih berat. Massa jenis molekul ini berkisar antara 0,6 hingga 0,8, namun semua tergantung pada komposisinya. Campuran molekul ini dapat terdegradasi secara cepat pada media manapun. Di udara, mereka bereaksi dengan radikal hidroksil melalui proses fotokimia dengan perkiraan waktu 3-8 hari. Di tanah, mereka memiliki mobilitas tinggi sehingga penguapan diperkirakan akan berlangsung dengan signifikan. Waktu volatilisasi pada air akan berbeda tergantung tempatnya. Di sungai, karena terdapat arus maka hanya membutuhkan kurang lebih 1 jam. Sementara, di danau bisa mencapai 4 hari. Sementara, campuran petroleum eter tidak larut dalam air dan hidrolisis diperkirakan tidak signifikan. Baca Juga Berkenalan dengan Bahan Bakar Fosil Pengertian Hingga Keuntungan Perbedaan Eter dan Petroleum Eter Jangan samakan benzine dengan benzena. Benzine adalah campuran alkana, seperti pentana, heksana, dan heptana. Sementara, benzena adalah petroleum eter C6H14 yang terdiri dari siklik dan hidrokarbon aromatik. Demikian juga petroleum eter adalah molekul. Ia tidak bisa disamakan dengan senyawa organik yang disebut eter. Oleh karena itu, perbedaan utama antara eter dan petroleum eter adalah bahwa eter terdiri dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen dengan ikatan –O- eter, sedangkan petroleum eter adalah campuran senyawa hidrokarbon. Di sisi lain, keduanya sangat berbeda dari segi produksinya. Petroleum eter adalah produk dari proses pemurnian minyak bumi, sementara eter diproduksi melalui dehidrasi alkohol antarmolekul. Menurut ketika mempertimbangkan kelarutan dalam air, beberapa molekul eter dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air dan larut dalam air. Sedangkan, senyawa hidrokarbon ini tidak bisa membentuk ikatan hidrogen dan tidak larut dalam air. Baca Juga Mengenal Istilah Refinery Pemurnian dalam Industri Perminyakan Manfaat Petroleum Eter dan Kegunaannya Setelah memahami bagaimana gambaran umum dari molekul yang satu ini, Anda juga perlu mengerti pemanfaatannya di kehidupan sehari-hari dan bagi industri. Berikut penjelasannya 1. Petroleum Petroleum eter banyak digunakan oleh perusahaan farmasi dan dalam proses manufaktur. Ia diproduksi menjadi obat inhalansia yang terdiri dari hidrokarbon ringan. Ekstraksi bagian udara dari ageratum conyzoides dalam molekul ini memainkan peran penting untuk isolasi stigmasterol dan beta sitosterol. 2. Zat Pembersih Untuk membersihkan lensa mikroskop atau permukaan optis, tentu memerlukan bahan yang tidak sembarangan. Salah satunya dengan mencampurkan bahan petroleum eter dan 2-propanol. Anda hanya perlu mengusapkannya dengan tisu pembersih lensa, kertas yang menyerap carian, atau kapas medis. 3. Pelarut Non-Polar Molekul ini memiliki kegunaan sebagai pelarut non-polar untuk lemak, minyak, varnish, dan karet. Biayanya cenderung lebih rendah daripada pelarut organik lainnya. Molekul ini umumnya melarutkan lebih banyak lipid non-polar daripada dietil eter dan memiliki potensi yang lebih kecil untuk pembentukan peroksida. Baca Juga Minyak Tanah Sebagai Bahan Bakar Kompor sampai Pesawat Jet Walaupun memiliki kegunaan yang bermanfaat bagi industri, manusia juga tetap akan terancam jika terpapar oleh molekul ini. Ia dapat menyebabkan rasa kantuk dan pusing jika terhirup. Dalam dosis yang lebih tinggi, ia dapat mengganggu konsentrasi sehingga menyebabkan depresi sistem saraf pusat, dan kehilangan kesadaran. Gejala konsumsi mungkin termasuk mual, muntah, serta gejala pusing, kantuk dan depresi sistem saraf pusat. Apabila hal ini terjadi, maka senyawa tersebut dapat tersedot ke paru-paru, dan mengakibatkan risiko pneumonitis kimia. Baca Juga Gas Metana Berbahaya atau Bermanfaat? Kesimpulan Petroleum eter atau C6H14 merupakan salah satu fraksi dari minyak bumi. Molekul ini berbentuk cairan tanpa warna yang berasal dari penyulingan. Tentunya, ia berbeda dengan zat kimia lain seperti eter ataupun benzena. Kegunaannya mudah kita temukan pada laboratorium maupun industri sebagai bahan pelarut atau pembersih. Walaupun begitu, paparannya juga berefek buruk bagi manusia. Sehingga, kita harus waspada ketika berhadapan cairan ini. Solar Industri menjadi supplier resmi Pertamina dengan menyediakan pembelian Bio Solar B30 dan Marine Fuel Oil MFO non-subsidi. Silakan kunjungi laman kami untuk mendapatkan harga khusus dari tim kami.